Sejarah

Apabila kita melintas di jalan Wijaya Kusuma Surabaya, kita akan menyaksikan sebuah bangunan kuno dengan arsitek khas model Hindia Belanda, itulah bangunan sekolah SMA Negeri 2 Surabaya, salah satu sekolah favorit di kota Surabaya. Sekolah ini berdiri sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu sekolah ini bernama HBS, tempat dimana para nonik dan sinyo Belanda bersekolah, dan sejumlah anak pribumi putra putri kaum bangsawan dan pegawai pemerintah Hindia Belanda. Di sekolah  ini pula dulu beberapa putra-putri terbaik bangsa bersekolah, diantaranya adalah; Dr. Ir. Soekarno (proklamator dan presiden pertama RI), Prof. Dr. Roeslan Abdulgani, Prof. Dr. Soedjatmoko (Rektor Universitas PBB di Tokio).

Pada masa revolusi dan perang kemerdekaan, sekolah ini dijadikan markas Tentara Republik Indonesia Pelajar  (TRIP), dimana para pejuang dengan semangat kepahlawanannya berjuang mempertahankan kedaulatan RI. Sehingga untuk mengenang jasa dan meneladani semangat juang mereka telah didirikan sebuah monument atau batu prasasti perjuangan TRIP di halaman gedung sekolah.

Setelah kemerdekaan, sekolah ini diambil alih dan dikelola oleh pemerintah RI sebagai sekolah pemerintah. HBS dijadikan 2 sekolah, yaitu SMA I.A (Jurusan Sosial) yang kemudian menjadi SMA Negeri 1 Surabaya, dan SMA II.B (Jurusan IPA) yang kemudian menjadi SMA Negeri 2 Surabaya. Perubahan ini ditandai dengan penyerahan dari direktur HBS, BJ Pieters kepada Bapak Marah Kamin, SP sebagai Kepala SMA Negeri 2 Surabaya yang pertama. Hal itu terjadi pada tanggal 1 Agustus 1950, sehingga tanggal tersebut dinyatakan sebagai hari kelahiran SMA Negeri 2 Surabaya. Dalam perjalanan berikutnya sekolah ini berkembang lagi menjadi 4 sekolah, yaitu; SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 9, sehingga sampai sekarang lebih dikenal sebagai Sekolah Komplek Wijayakusuma Surabaya.

Setelah berubah dari HBS menjadi SMA Negeri 2 Surabaya, sekolah ini juga melahirkan banyak lulusan yang berprestasi dan menjadi tokoh-tokoh nasional di berbagai bidang diantaranya adalah; Jendral Purn. TNI Tri Sutrisno (Wakil Presiden RI), Prof. Dr. Ing. Wardiman Djoyonegoro (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), Dr. Tarmizi Taher (Menteri Agama). Di bidang seni budaya diantaranya; Dewa Budjana (Gigi), Piyu (Padi), Ari (Padi), Ahmad Dhani (Dewa 19), Maia Estianti, Ari Lassso, Ita Purnama Sari, Astrid, dsb.

Sejak tahun pelajaran 2008/2009 SMA Negeri 2 Surabaya dipercaya oleh pemerintah pusat menjadi  Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), salah satu program pemerintah dalam rangka percepatan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena itulah berbagai upaya peningkatan kualitas terus dilakukan untuk mewujudkan SMA Negeri 2 Surabaya sebagai sekolah unggul yang  menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di tingkat internasional sebagaimana tertuang dalam Visi Misi Sekolah.

Setelah pemerintah menghapus RSBI, SMA Negeri 2 Surabaya ditunjuk menjadi sekolah Rujukan yang kemudiam melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS) sejak tahun ajaran 2018/2019. Saat ini SMA Negeri 2 Surabaya sekolah pertama pelaksana SKS pertama di Surabaya sudah memasuki tahun ketiga. Artinya seluruh siswa kelas X, XI, XII, seluruhnya sudah menggunakan SKS.

Tahun 2018/2019 kemarin, SMA Negeri 2 Surabaya sudah meluluskan 14 siswa SKS kelompok belajar cepat dan dari 14 siswa tsb, 3 siswa lolos jalur SNMPTN, 6 lainnya lolos jalur SBMPTN, sisanya berjuang di jalur mandiri.